Barista itu (seharusnya) tidak perlu dijenderkan



Entah kenapa, sejak kecil saya selalu melihat kopi sebagai sesuatu yang maskulin.  Di rumah, hanya bapak yang minum kopi.  Jangankan jender, batasan umur bahkan menyiratkan betapa budaya minum kopi itu terbatas pada kalangan tertentu.

Kok bisa ya?

Saya pikir sumbernya itu ada di bias jender dalam wacana rasa.  Misalnya, kata manis itu sering diidentikkan dengan idiom-idiom yang berkaitan dengan perempuan.  Jadilah terma-terma seperti "senyumannya manis" atau "bibirnya manis", ya pokoknya kaya gitu lah.  Sedangkan kata pahit itu terdengar nggak enak di telinga saya.  Saya nggak mau terjebak dengan oposisi manis vs pahit, tapi ya kesan saya kata pahit itu nggak bisa disandingkan dengan hal yang terkesan baik, misalnya kita menggunakan kata pahit untuk menjelaskan idiom-idiom yang negatif, seperti "pengalaman pahit", itu lho maksud saya.

Karena itu ketika kopi dan pahit disandingkan jadi satu, sedikit banyak saya bisa paham kenapa saya memiliki kecenderungan bias jender ketika membicarakan kopi ini. 

Dari etimologinya saja, kata barista dalam bahasa Italia itu sebenarnya gender-neutral.  Kata barista baru menjadi feminin dan maskulin ketika dijadikan plural.  Baristi adalah bentuk plural-maskulinnya (artinya laki-laki penjaga bar) serta bariste yang merupakan bentuk plural-femininnya (bahasa Inggrisnya diterjemahkan menjadi barmaids).  Eh lho ternyata etimologinya juga menunjukkan bias jender ya? aduh gimana nih. 

Oke itu untuk cerita lain kali saja.  Sekarang saya ingin menekankan bahwa apakah seorang barista itu perempuan atau laki-laki, seharusnya itu nggak jadi masalah.  Lalu kenapa barista perempuan itu seperti sesuatu yang spesial ya?

Mungkin kita bisa tanya abah-abah yang saban jam 4 pagi sudah berselimutkan sarung di depan rumahnya di kawasan Ciwidey, Bandung, melamun sambil minum kopi. 

"Punten, Abah.  Ibunya teh nggak diajak minum kopi di sini?"

YAKIN deh jawabannya kaya gini: "Aduh teh, ibunya kan lagi bikin sarapan di dapur? kalau ibunya nggak bikin sarapan ya pamali atuh!







Comments

  1. Barista di rumahku tuh perempuan loh. Barista terhebat. ��

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

That Time When I Crossed The Malaysian landborder

Makan Film dengan Babish